Seminar Paradigma Baru Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Financial Literacy dan Social Enterprise di UGM

IMG-20141107-WA0006

SEMINAR BULANAN DASHBOARD EKONOMIKA KERAKYATAN  FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA

“Membangun Ekonomika Menuju Desa Mandiri”

Tanggal 7 November 2014

 Pembicara : Rudy Suryanto, SE.,M.Acc.,Ak & Drs. Cahyo Bhinarto, MM

Membangun Ekonomi Menuju Desa Mandiri “Pemberdayaan LKM untuk Peningkatan Inklusi Keuangan dan Pengembangan Ekonomi Rakyat”.

Dalam sambutannya, Prof. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec., Ph.D. menyampaikan fungsi dari dashboard yaitu sebagai alat yang menunjukan kesiapan dalam menjalin networking, training dan monitoring ekonomi rakyat seluruh Indonesia.

Focus pada pengembangan ekonomi rakyat melalui kartu wirausaha yang mencakup finansial inclusion, financial passport, financial literacy yang menunjukan kemudahan setiap orang untuk akses perbankan. Kedepannya kami akan bekerja lebih intensif untuk pengembangan satu kecamatan satu usaha mikro, sehingga setiap orang punya usaha yang dapat menghidupi dirinya sendiri tanpa bantuan dari pemerintah.

M. Ihsanuddin menjelaskan bahwa UMKM sangat berperan dalam menopang perekonomian rakyat, namun tidak dapat luput dari berbagai kendala diantaranya yaitu:

  1. kesulitan akses pendanaan kepada lembaga formal dikarenakan tidak memiliki jaminan yang cukup.
  2. Tidak memiliki pembukuan dan laporan keuangan yang tidak baik.

Solusi dari kendala diatas adalah dibutuhkannya LKM sebagai mitra bagi pelaku UMKM dalam akses pendanaan/permodalaan.

Hary Gunardi menjelaskan tentang financial inclusion. Financial inclusion ini menjadi penting karena masih banyak masyarakat yang belum melek terhadap perbankan sehingga pertumbuhan ekonomi berjalan lambat.

v    Memajukan UMKM menuju Kemandirian Ekonomi Melalui Peningkatan Peran KKMB, Stake Holder dan Lembaga Mitra

Narasumber : Prof. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec., Ph.D. (Dewan Pengurus DEK FEB UGM)

Prof. Gunawan, dalam paparannya menjelaskan konsep pembangunan dan kesejahteraan yang sesungguhnya adalah cara mencapai kebahagiaan. Kabahagiaan tercapai ketika seseorang sejahtera dimana semua kebutuhannya terpenuhi sehingga tercipta kondisi sehat, seneng, dan sugih. Maka dari itu, supaya bisa memenuhi kebutuhan, setiap orang harus berproduksi dan memperoleh pendapatan. Selanjutnya, setiap orang juga harus mampu mengelola keuangannya supaya memiliki tabungan yang dapat digunakan untuk meningkatkan poduksi dan meningkatkan pendapatan.

Namun sayangnya, banyak masyarakat yang lupa akan konsep pembangunan dan kesejahteraan tersebut sehingga menimbulkan masalah pembangunan yaitu pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan. Maka dari itu, diperlukan pendampingan masyarakat yang intensif agar masyarakat sadar akan konsep pembangunan supaya sejahtera. Pendamping menyadarkan masyarakat untuk menerapkan konsep kerja-untung-tabung.

Tujuan pendampingan adalah:

  1. Pendampingan perlu mengajarkan pengelolaan keuangan (financial management) supaya pendapatan tidak habis untuk keperluan konsumtif, namun juga produktif.
  2. Pendamping juga mendorong masyarakat untuk dapat mengakses layanan perbankan seperti tabungan, kredit, dan pembayaran supaya terwujud financial inclusion.

Prof. Gunawan juga memperkenalkan alat identifikasi kondisi keuangan yang disebut dengan financial Passport. Financial Passport ini dapat digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan seseorang, rumah tangga, maupun usaha sehingga diperoleh informasi mengenai besaran kredit yang tepat untuk nasabah. Financial Passport sangat bermanfaat bagi UMKM maupun perbankan dalam hal pelayanan kredit.

Bapak Edy mengatakan bahwa Dashboard Ekonomika Kerakyatan adalah Dashboard yang paling aktif di UGM, dalam bulan ini hal yang perlu dilakukan adalah memulai, mengkonsep dan membangun masyarakat hidup mandiri. Ada sebuah istilah yaitu: “Dari Yogyakarta untuk Nusantara”.

KKMB (Konsultan Keuangan Mitra Bank), program KKMB ini akan melibatkan para mahasiswa, diharapkan para mahasiswa dapat menerapkan nilai 3K, yaitu:

  1. Kemanfaatan
  2. Kebahagiaan
  3. Keadaban

Bapak Cahyo menerangkan beberapa hal terkait dengan program KKMB (Konsultan Keuangan Mitra Bank). KKMB dibentuk pada tahun 2005. Seminar kali ini dilatar belakangi oleh:

  1. Peran asosiasi KKMB-DIY
  2. Sebagai tindak lanjut sarasehan camat se DIY, permasalahan yang ditemukan adalah bagaimana cara merubah mindset menjadi wirausaha.
  3. Rapat evaluasi program KUR Pemda Provinsi DIY
  4. Rapat dengan Satgasda

 

 

Visi Asosiasi KKMB:

  1. Menjadi mitra UKM
  2. Lembaga keuangan Perbankan
  3. Lembaga Keuangan Non Perbankan

Saat ini database jumlah UMKM di Indonesia tidak tercover dengan baik, UMKM sering menjadi pembahasan utama, namun wujud nyatanya tidak pernah ada. Target program KKMB ini adalah menambah jumlah KKMB secara kuantitas maupun kualitas.  Kuantitas dan kualitas harus berbanding lurus, kuantitas yang banyak harus diikuti pula dengan kualitas yang baik.

Ada 3 jenis KKMB:

  1. Plat Merah
  2. Plat Kuning
  3. Plat Hitam

 

v    Paradigma Baru Pemberdayaan Masyarakat Menuju Desa Mandiri

Pendekatan Social Enterprise dan Financial Literacy

Narasumber : Rudy Suryanto. SE.,M.Acc.,Ak.,Ca

 

Pak Rudy melontarkan sebuah pertanyaan: apa yang akan anda lakukan ketika melihat pengemis yang sedang meminta-minta?. Beberapa dari kita bahkan banyak orang yang akan memberikan uang secara cuma-cuma kepada pengemis tersebut. Apakah hal dilakukan itu benar? Memang hal tersebut adalah perbuatan baik yaitu menolong orang lain, namun caranya salah. Ketika seseorang memberi uang kepada pengemis berarti orang tersebut sudah membentuk mental seseorang menjadi seorang pengemis dan hal itu sangat salah. Seharusnya niatan baik kita untuk menolong orang lain diikuti pula dengan cara yang baik dan benar. Harus ditanamkan dalam diri kita ketika hendak mendapatkan hasil maka harus ada usaha yang dilakukan, dalam hal ini harus bekerja semaksimalnya.

Fokus utama program ini adalah UMKM, hal yang harus dilakukan adalah: mendorong UMKM naik kelas, dengan menghadirkan para pendamping dan dibuatkan sebuah jejaring agar semuanya dapat berjalan dengan baik.

Sumber dana UMKM berasal dari banyak pihak seperti: CSR/Bansos, PNPM, Dana Bergulir, KUR, LKM, dan Komersial, namun sangat disayangkan pada kenyataannya selama ini banyak dana tersebut digunakan tidak tepat sasaran, digunakan pada alamat yang tidak jelas, sehingga membuat UMKM hanya sekedar nama tanpa ada wujud nyatanya.

Agar UMKM dapat berjalan dengan baik maka harus dilakukan Pemetaan potensi, dalam hal ini pemetaan yang dimaksud adalah pemetaan desa, mana desa yang bisa di danai dan mana yang tidak. Karena ketika kita salah menempatkan dana terhadap suatu desa atau suatu usaha bisnis maka sebenarnya kita bukan memperbaiki keadaan suatu desa atau suatu bisnis tersebut melainkan kita membuat keadaan tambah buruk. Contohnya usaha Wartel, yang telah kita ketahui bahwa usaha bisnis tersebut sudah tidak potensial lagi, usaha induknya saja sudah bangkrut, jika misalnya kita mendanai usaha tersebut untuk membuka cabang baru, maka yang dihasilkan  adalah kerugian dua kali lipat.

Kunci dari semua ini adalah management financial, orang kaya bisa jadi miskin ketika tidak bisa melakukan management financial dengan baik, dan orang yang miskin akan bisa jadi kaya ketika bisa melakukan management financial dengan baik. Setelah dilakukan pemetaan potensi yang dilakukan selanjutnya adalah penguatan kelembagaan, karena program ini tidak dapat dilakukan individual, program ini akan berjalan dengan baik ketika dilakukan secara bersama-sama dan diikat dalam suatu kelembagaan yang kuat.

Setelah penguatan kelembagaan, selanjutnya adalah linkage. Program KKMB ini akan di lingkage kan ke perbankan, dalam program KKMB kali ini melakukan aliansi dengan bank Danagung.

Bisnis Vs Pekerjaan, banyak orang yang tidak bisa membedakan mana bisnis dan mana pekerjaan, pekerjaan tidak sama dengan bisnis. Dosen, tukang bakso keliling, pedagang asongan dll merupakan contoh pekerjaan, sedangkan  pemilik bank, pemilik usaha bakso, usaha toko sepatu dan tas dsb merupakan contoh bisnis.

Suatu hal yang ketika subjek utama sakit lalu tidak dapat melakukan aktivitas pekerjaannya maka hal itu disebut pekerjaan. Beda dengan bisnis, walaupun orangnya sakit namun bisnis nya tetap berjalan. Jadi fokus utamanya berada pada subjek yang melakukan itu siapa. Ketika seseorang mempunyai usaha yang dia bukan menjadi subjek pekerjanya maka itulah yang disebut bisnis.

Paradigma Baru Pemberdaya Masyarakat, terdiri dari 8 pokok bahasan utama:

  1. Merubah mental dan mindset menjadi wirausaha
  2. Meningkatkan financial literacy (cara mengelola uang)
  3. Menggunakan mekanisme perbankan (inclusion)
  4. Penguatan kelembagaan (enterprising)
  5. Berbasis potensi lokal dan integrasi value chain
  6. Kurikulum dan upaya berkelanjutan untuk naik kelas
  7. Pendamping profesional
  8. Linkage dan jejaring

3 masalah UMKM:

  1. Masalah bisnis, terdiri dari:
  2. Trend bergeser
  3. Produk usang
  4. Teknologi baru
  5. Biaya tinggi
  6. Bahan baku sulit
  7. Pasar menurun

Dalam tahapan ini harus dilakukan diagnosa bisnis, pihak KKMB sudah menyiapkan modul tingkat 1 (tingkat dasar) untuk mengatasi semua permasalahan tersebut.

  1. Masalah manajerial, terdiri dari:
  2. Legalitas
  3. Struktur
  4. Kebijakan
  5. SOP
  6. SDM
  7. Kontrol

Dalam tahapan ini harus ada kurikulum pendampingan, akan dibahas dalam modul tingkat 2 (tingkat terampil).

  1. Masalah keuangan, terdiri dari:
  2. Tidak memiliki laporan keuangan
  3. Tidak memiliki jaminan
  4. Legalitas dan, managerial lemah

Dalam tahapan ini harus dilakukan sistem monitoring, akan dibahas dalam modul tingkat 3 (tingkat mahir).

Aliansi besar paragdigma baru adalah menghubungkan jejaring wirausaha kepada : bank, KKMB, pemerintah dan perguruan tinggi, yang terdiri dari 3 tahap aktivitas dan 3 tahap TOT,:

3 tahap aktivitas:

  1. Pemetaan dan diagnosa, terdiri dari: pendataan, diagnosa dan scoring/rating.
  2. Penguatan kelembagaan, terdiri dari: pelatihan, konsultasi, dan pendampingan.
  3. Lingkage, terdiri dari: pengelompokan, jejaring dan lingkage.

3 tahap TOT

  1. Dasar Eligible, terdiri dari: manajerial, keuangan, dan leadership.
  2. Terampil feasible, terdiri dari: kelayakan bisnis, proposal usaha, pendampingan.
  3. Mahir bankable, terdiri dari: konsultasi, pelaporan keuangan, dan proposal kredit.

Roadmap UMKM

Calon wirausaha      wirausaha baru      UMKM feasible     UMKM bakable      usaha menengah

Rencana Aksi Paradigma Baru:

  1. Pembentukan sekretariatan bersama
  2. Inisiasi jejering desa wirausaha
  3. Pembentukan pendampingan desa-duta desa /SEYA.

Leave a comment