Pernahkah anda mengikuti training yang menyenangkan dan memberi dampak panjang bagi karir / hidup anda? Anda termasuk orang yang beruntung kalau sudah menemukan. Tidak banyak kita bisa menemukan training semacam itu.
Banyak training diselenggarakan tanpa perencanaan yang jelas. Instruktur kurang menguasai teknik fasilitasi. Sungguh membosankan mendengarkan instruktur yang hanya membacakan slide dan tidak peduli apakah peserta training paham atau tidur. Pernah punya pengalaman seperti itu?
Saya beruntung pernah difasilitasi ikut training British Council tentang fasilitasi. Jadi sedikit tahu bagaimana teknik inquiry, in class dynamics dan chunking. Pernah juga mengikuti training dengan fasilitator-fasilitator hebat, seperti saat training Value Chain Analysis dari GIZ. Pada saat dulu masih bekerja di Jakarta juga beberapa kali training dengan trainer yang didatangkan langsun dari Amerika Serikat. Tetapi selebihnya adalah hasil belajar sendiri dari Youtube, membaca buku dan jam terbang memberikan training lebih dari 300 kali.
Ada beberapa hal yang saya temukan dan bisa saya share bagaimana menyelenggarakan training yang banyak di antri orang:
*01 Connected*
“Apa khabar semuanya hari ini?” Trainer hebat tahu bagaimana cara membuat koneksi dengan peserta. Trainer yang berhasil membuat koneksi dengan peserta bisa berbicara berjam-jam tanpa rasa capek. Trainer yang gagal membangun koneksi, akan merasa berbicara dengan tembok dan memukul-mukul angin. Sangat melelahkan.
*02 Novelty*
Otak kita selalu tertarik pada hal-hal yang baru. Sesuatu yang baru dan kontras cepat menjadi trend dan viral. Trainer hebat tahu rahasia ini, sehingga dia selalu menyisipkan “Tahukah anda?” , “Apakah anda tahu yang selama ini anda pahami tentang xxx adalah salah?”, “Baru saja keluar peraturan baru tentang xxx, konsekuensi dari peraturan ini adalah…”
*03 Comprehensive*
Menarik perhatian peserta adalah satu hal, tetapi memberikan gambaran besar dan kerangka adalah hal yang sebenarnya peserta cari/butuhkan. “Oooo jadi maksudnya begini ya?” “ Oke . Saya paham sekarang” “Saya sudah ikut pelatihan seperti ini tiga kali, tetapi saya baru paham sekarang”. Perlu waktu lama dan pelatihan berulang-ulang untuk masalah skills (keterampilan). Tetapi untuk masalah pemahaman, tidak sesederhana melatih skills. Inilah kelemahan utama praktisi. Praktisi bisa menceritakan kisah suksesnya, bisa melatih skills, tetapi untuk mentransfer pemahaman mereka biasanya kesulitan. Sehingga pelatihan yang baik selalu melakukan kombinasi akademisi – praktisi. Akademisi bagus memberikan pemahaman, praktisi bagus melatih keterampilan.
*04 Flow*
Mengapa anda bisa tahan berjam-jam melihat film, dan tiba-tiba mengantuk ketika membaca makalah. Karena kerja otak kita suka kombinasi pola dan kejutan. Apabila di siang bolong anda di kejutkan orang asing, maka anda pasti merasa marah/khawatir/takut. Tetapi kalau di hari ulang tahun anda dikejutkan orang yang anda sayangi, anda pasti bahagia. Kita perlu dosis yang tepat untuk kombinasi pola dan kejutan. Setiap film kita pahami memiliki pola intro-plot-klimaks-ending. Training yang baik memiliki flow yang kurang lebih sama. Jangan buru-buru klimaks.
*05 Impact*
Training yang legendaris adalah training yang memberikan impact nyata bagi peserta. Apabila ada testimoni “Setelah saya mengikuti training maka saya bla bla bla”, “Training ini bagus, karena aplikatif”, “Saya mendapat banyak manfaat dari training ini” . Training yang berhasil diukur dari paska training. Apakah peserta mendapatkan manfaat? Apakah organisasi meningkat kinerjanya? Apakah masyarakat mendapatkan benefit?
Ketika anda sudah berhasil membuat value Training – inspiratif – menyenangkan – bermanfaat – aplikatif dan meluaskan jejaring bagi alumni-alumninya, tidak heran kalau training anda akan di antri oleh banyak orang.
NB. Gambar tidak mencerminkan isi.
#TerusBergerak #TerusBelajar