dimuat di KR Jogja
http://www.krjogja.com/news/detail/27965/RS.Bisa.Terapkan.Akuntansi.Syariah.html
YOGYA (KRjogja.com) – Rumah sakit bisa menerapkan sistem akuntansi syariah untuk menghapis diskriminasi aktivitas ekonomi dan tidak tergiring dalam pola kapitalis.
Konsultan Keuangan Pusat Pelayanan Manajemen Kesehatan – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PMPK – UMY), Rudy Suryanto menilai rumah sakit memiliki sistem akuntansi yang unik karena menjalankan usaha bisnis dan melakukan kegiatan sosial secara bersamaan
“Dengan adanya prinsip bisnis sosial dan prinsip Shariate Good Corporate Governance (SGCG), bisa menghapus diskriminasi antara aktivitas ekonomi dengan ibadah. Akhirnya membuat masyarakat lebih percaya terhadap rumah sakit,” katanya dalam hasil penelitiannya yang berjudul Rekonstruksi Sistem Akuntansi Rumah Sakit Syariah (SARSS) Muhammadiyah berbasis Konsep Bisnis Sosial dan Shariate Good Corporate Governance (SGCG) yang disampaikan kepada wartawan, Minggu (11/4).
Menurutnya, meskipun ada pertumbuhan pesat dari praktek sistem akuntansi Syariah dalam sektor perbankan, namun perkembangan sistem akuntansi Syariah di sektor lainnya masih terbatas. Buktinya, perusahaan banyak mengguanakan sistem akuntansi konvensional dan tergiring dalam dalam pola pikir kapitalis dengan fokus memupuk laba untuk meningkatkan modal atau kekayaan bersih.
“Padahal, rumah sakit merupakan bisnis yang menjalankan konsep sosial, sehingga perlu diterapkan bahwa tujuannya bukan hanya dalam hal mencari keuntungan semata. Untuk itu nilai dan prinsip syariah yang luas dan abstrak perlu diturunkan kedalam prinsip akuntansi untuk memudahkan pelaku di lapangan dalam memecahkan suatu kasus akuntansi dan pencatataannya,” urainya.
Dia menambahkan dengan menurunkan nilai syariah kedalam prinsip akuntansi dan menjadikannya pedoman serta acuan praktek akuntansi, maka manajemen rumah sakit memiliki kerangka yang jelas dan bisa menetapkan apakah suatu kebijakan sesuai dengan ketentuan syariah atau tidak.